SALAH NASIHAT JADI RUGI DECH!
Seorang pemborong rumah pernah bercerita kepada saya mengenai kegagalan hidupnya ketika ia salah mendengarkan nasihat. Ia memulai modal usaha sekitar Rp.1.750; untuk membangun rumah (waktu itu sekitar tahun 1970 an). Usahanya terus berkembang hingga ia mempunyai lebih dari 35 rumah hasil dari kerja keras membangun dan memborong rumah.
Pamannya memberi nasihat agar ia lebih baik menjual semua rumah dan disimpan dalam bentuk uang tunai. Ia melakukannya. Sekian waktu kemudian, Indonesia terkena sneering, yakni: pemotongan nilai rupiah menjadi setengahnya saja. Jika uang seseorang adalah Rp.1 juta, maka hanya dihargai Rp.500.000; Dirinya frustasi dan jadi kurus, banyak beban pikiran yang ditangungnya hingga sekian lama sebelum bangkit kembalai menjalani hidup.
Salah mendengarkan nasihat dapat menjadi bencana yang sangat merugikan seseorang. Mendengarkan nasihat bukan hanya perkara enak dan tidak enak dilakukan, tetapi menyangkut penghitungan sebanding tidaknya kerugian yang ditimbulkan di masa depan. Nasihat yang baik bukan saja perlu kebijakan yang takut akan Tuhan tetapi juga hikmat dari Tuhan.
Hanun baru saja menjadi raja Amon menggantikan ayahnya Nahas. Niat baik Daud dengan mengutus sejumlah orang untuk memberi bela sungkawa atas meninggalnya ayahnda dari Hanun sekaligus menjalin hubungan baik diantara kedua negara.
Sayangnya, penasihat yang dimiliki oleh Hanun adalah jenis orang berprasangka buruk dan berpikiran pendek. Mereka menyarankan agar utusan raja Daud dipermalukan dengan asumsi negatif bahwa utusan itu sedang mengintai dan mempersiapkan peperangan melawan negara Amon.
Tentu saja membuat malu delegasi Daud, apalagi hingga merendahkan martabatnya denga mencukur janggut dan memotong semua pakaian hingga pangkal paha, tak pelak ini membuat murka raja Daud.
Raja Hanun harus menyewa puluhan ribu tentara di berbagai negara tetangga, mengeluarkan berton-ton perak dan segala macam pasukan tentara negaranya agar siap menghadapi pasukan Daud. Dari semua usaha itu, akhirnya Amon ditaklukan juga oleh Daud.
Jikalau menganalisa cerita di atas, bukankah suatu kebodohan tindakan Hanun? Mengapa begitu angkuh dan berprasangkah buruk terhadap niat baik orang? Inilah kebodohan Hanun yang mendengarkan penasihat yang salah.
Hati-hati terhadap penasihat atau orang-orang yang member nasihat di sekitar Anda! Kitapun dapat seperti Hanun ketika menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan bertanya pada orang yang salah. Mungkin nasihat itu berasal dari gwamia, ramalan, dukun, horoskop, dsb. Jikalau kita mendasarkan nasihat pada Firman Tuhan dan orang-orang yang takut akan Tuhan, maka kita akan dituntun kebenaran Tuhan bukan kebenaran diri/manusia. Marilah kita belajar memperhatikan apa yang kita dengar dari penasihat, jangan sampai salah membuat keputusan yang nantinya justru merugikan diri sendiri.
Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp
Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp