Nafsu atau Cinta?
(Baca: II Samuel 13)
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. I Korintus 13:4-7
Pernah lihat film lucu dan romantis berjudul Cinderella Story. Film ini berkisah tentang seorang gadis remaja cantik tetapi miskin yang ditaksir remaja rupawan lagi kaya. Banyak gadis menyukai cowok ini karena selain baik, cool, juga pewaris harta dan usaha orang tuanya. Film ini mengetengahkan tentang cinta sejati dan cinta palsu.
Cinta sejati melihat karakter/kepribadian, cinta palsu hanya melihat kecantikan/ketampanan. Cinta palsu menuntut kepuasan segera dan tergila-gila (tidak pikir panjang), cinta sejati mau menunggu dan berkembang sejalan proses pengenalan. Cinta sejati tidak sama dengan nafsu.
Kisah cinta serupa juga terjadi di keluarga kerajaan Daud. Amnon yang menyebut dirinya sedang dimabuk cinta sedang 'sakit' karena Tamar adik Absalom. Dengan berpura-pura sakit, Amnon minta Daud mengutus adik Tamar yang sangat cantik itu untuk membuatkan kue enak. Setelah kue itu jadi dan dibawa sendiri oleh Tamar, Amnon langsung memperkosanya.
Ada kemungkinan bahwa sebelumnya Tamar juga tertarik dengan Amnon. Pertama, Tamar bukannya menolak kawin dengan Amnon tetapi tidak mau berdosa dengan melakukan percabulan. Tamar bersedia dinikahi Amnon dengan cara yang tepat dan benar. Ke dua, Tamar merasa sangat sakit hati sewaktu diusir oleh Amnon. Pasal 13:16 tidak menjelaskan betapa pahit dan pedihnya perasaan Tamar karena diperkosa, tetapi karena dicampakkan.
Amnon sebenarnya bisa mendapatkan cinta Tamar jikalau ia mengendalikan nafsu tubuhnya. Amnon menyebut keadaannya kepada Yonadab sebagai cinta, tetapi itu sebenarnya nafsu. Jika Amnon memiliki cinta sejati, maka ia akan sabar dan mengikuti prosedur pernikahan dengan mendatangi orang tua Tamar. Cinta sejati menjaga kekudusan. Cinta sejati tidak mementingkan diri sendiri. Cinta sejati perduli pada perasaan dan keadaan orang yang dicintainya.
Bagaimana keadaan Anda saat ini: sedang jatuh cinta atau menjalin asmara dengan kekasih Anda? Lihat dan pikir baik-baik perbedaan antara cinta dengan nafsu. Cinta membawa kebaikan bersama. Nafsu membawa kepuasan sesaat dan diakhiri dengan kekosongan, penyesalan dan banyak kerugian.
Sudahkah Cinta yang benar menjadi bagian hidup sehari-hari Anda? Ataukah kebiasaan Anda adalah nafsu seperti: pikiran ngeres, bacaan porno, omongan kotor, lingkungan mesum? Jika Anda membiasakan hidup dalam cinta, maka godaan nafsu tidak akan menguasai hidupmu. Hidup dalam cinta adalah (I Korintus 13:4-7): sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak sombong, sopan, tidak egois, tidak dendam, bersukacita karena kebenaran dan yang paling pentig bergaul bersama Sang Kasih itu sendiri: Yesus Kristus (I Yohanes 4:7-12). Manakah yang Anda pilih mulai hari ini: Membiasakan hidup dalam nafsu atau kasih? Kiranya Tuhan menolong kita hidup daam cinta-Nya.
Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp
Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp