GAYA HIDUP MENGEMIS
(Baca: Lukas 12:16-21)
Bagaimana perasaan Anda bila disebut "Pengemis"? Marah? Jengkel? Terhina? Itulah sebutan Eisha warga distrik Al-Balad, Jeddah-Arab Saudi. Pengemis satu ini memiliki uang 9 miliar dan 4 buah rumah. Ia begitu kaya, namun tetap mengemis sebagai gaya hidup karena kuatir kelak hidupnya lebih susah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata "Pengemis" didefinisikan sebagai orang yang meminta-minta sedekah dengan merendah.
Yesus menyampaikan perumpamaan orang kaya yang bodoh. Ia begitu cekatan mengatur semua investasinya (Lukas 12:16-18). Ia bahkan hendak menikmati hidupnya lebih cerdas dari pada Eisha yang sampai matinya tetap sebagai pengemis. Kendati demikian Firman Tuhan menyebutnya bodoh! Bodoh karena tidak berkuasa mengatur hartanya setelah mati. Bodoh terlebih karena tidak menyiapkan investasi surgawi di hadapan Tuhan (Lukas 12:21).
Eisha lahir dari orang tua pengemis. Karena ia memutuskan mengemis adalah gaya hidupnya, maka ia pun meninggal sebagai pengemis. Orang boleh menyebut ia sebenarnya kaya, tetapi menurut saya: ia adalah sungguh orang miskin walaupun kaya. Anda mungkin tidak sekaya orang yang memiliki banyak saham di wall street. Nama Anda kemungkinan besar tidak tercatat sebagai orang kaya versi Forbes. Bisa jadi Anda hidup pas-pas-an. Pas mau makan, eh ada. Pas mau belanja, eh ada uang. Pas mau keluar, eh ada kendaraan. Apapun keadaan Anda, jangan jadikan mengemis sebagai gaya hidup. Firman Tuhan mengajarkan kita untuk menjadi kaya di hadapan Tuhan, baik dengan cara memberi, melayani, membangun ataupun membantu. Selamat menjadi kaya! Tapi ingat, harus dihadapan Tuhan. Immanuel.
LAHIR SEBAGAI ORANG MISKIN BUKAN PILIHAN, TETAPI MATI MISKIN ADALAH PILIHAN. APAPUN DAN SIAPAPUN ANDA, ADA KESEMPATAN JADI KAYA DI HADAPAN TUHAN.
Source : blog JeffrySudirgo
Source : blog JeffrySudirgo