CINTA PADA PANDANGAN PERTAMA
(Baca: Kejadian 24:1-67)
Ribka juga melayangkan pandangnya dan ketika dilihatnya Ishak, turunlah ia dari untanya. Kejadian 24:64
PART I
'Apakah Anda setujua jatuh cinta pada pandangan pertama'? Ada orang yang setuju dan mengatkan, 'kenapa tidak?! Cinta datangnya dari mata turun ke hati'. Ada pula yang mengatakan,tidak! Cinta itu adalah proses.' Manakah yang benar? Tentu saja setiap orang dapat memiliki pandangan dan perasaanyang berbeda. Subjektivitas setiap orang tidak dapat menjadi tolok ukur mengenai rasa dan definisi 'cinta'.
Bila kita melihat kisah cinta Ribka dan Ishak, khususnya di ayat 64 ' dilihatnya Ishak..' boleh dikatakan Ribkah mengalami love at first sight. Kata 'lihat' yang dipakai di dalam bahasa Ibrani ra'ahmengandung pengertian: melihat jauh (vision); berpikir, mempertimbangkan dan menikmati. Ribka bukan sekedar melihat tetapi ada sesuatu dalam perasaanya, pikiran dan angan-angan atau idealismenya yang terwujud di dalam penglihatan itu. Bisa jadi Ribkah kagum melihat Ishak yang waktu senja masih giat bekerja dengan berkeliling ladang. Ada kemungkinan perawakan Ishak sehat dan bagus di mata Ribka. Apapun kenyataan fisik objektif antara penglihatan Ribka dengan Ishak, Alkitab mencatat suatu perasaan sukacita yang menimbulkan rasa ingin tahu.
Ketika Ribka mengetahui bahwa yang dilihatnya adalah calon pasangan hidupnya, ia segera menutupi wajahnya dengan syal. Konon menutup wajah dengan cadar atau kerudung atau jilbab atau parokhet (ibrani) adalah kebiasaan wanita timur tengah dengan budayanya. Pemakaian cadar itu menunjukkan makna sopan santun, moralitas yang baik, atau juga sebagai sarana menutupi keadaan sesungguhnya. Ribka mengamati Ishak tetapi tidak meninggalkan sopan santun dan integritasnya sebagai wanita. Tampaknya perasaan hatinya tidak serta merta membuatnya lupa daratan.
Selanjutnya, Alkitab mencatat bahwa Ishak mencintai Ribka (ayat 67). Besar kemungkinan bukan sekedar wajahnya yang cantik tetapi juga sikap anggun dan ber-integritasnya sebagai wanita yang ditampilkan secara sederhana oleh Ribka. Kisah cinta Ishak dan Ribka sebenarnya jauh dimulai dari keinginan, doa dan harapan yang sangat besar dari Abraham untuk memilihkan anaknya memiliki pasangan yang seturut dengan kehendak Tuhan.
Hari ini banyak pemuda pemudi pusing dalam memilih jodoh. Ada pria yang bergonta-ganti pacar karena bingung memilih yang terbaik. Ada wanita yang kuatir tidak dapat pasangan karena usianya yang terus bertambah sementara belum ada yang cocok. Banyak 0rang tua yang campur tangan memilihkan jodoh bagi anaknya, mulai dari sebatas pengarahan dan prinsip sampai memilihkan berapa tingginya, dari keluarga mana, tabiatnya seperti apa, pekerjaannya, pakaiannya, dst. Dalam kenyataan, mencari jodoh atau mencarikan jodoh gampang-gampang susah. Di sebut gampang bilang sudah banyak kandidat dan tidak banyak syarat, dan disebut susah karena yang namanya manusia memiliki berbagai macam penilaian, standar dan subjektivitas yang berbeda satu dengan yang lain.
Apakah prinsip dasar dan tips dari kisah Abraham mencarikan jodoh bagi anaknya Ishak? Apakah tips-tips Alkitab dari kisah cinta Ishak dan Ribka? Merenungi Kejadian pasal 24 ini setidaknya adalah beberapa hal yang dapat kita perhatikan:
Pertama, Abraham hanya mau calon mantu yang mau mengikut Ishak di Tanah Kanaan (ayat 6). Ini bukan perihal tanah atau letak geografis tetapi perihal visi hidup dan hidup bagi Tuhan. Abraham dipanggil untuk menjalani kehendak Tuhan bagi sejarah keselamatan Allah kepada manusia. Abraham sadar bahwa hidup ini yang sekali harus dikerjakan untuk Tuhan. Abraham sadar bahwa panggilan Tuhan bukan hanya dibatasi pada dirinya saja tetapi dilanjutkan kepada anaknya Ishak, dan kita tahu itu terus berlanjut dari keturunan kepada keturunan bahwa mereka dipanggil untuk hidup mengerjakan kehendak Tuhan. Abraham mencarikan calon mantu yang bukan saja di dalam Tuhan tetapi sevisi dengan panggilan Tuhan atas hidup Ishak.
Hari ini banyak orang tua mencarikan jodoh untuk anaknya hanya berdasarkan perhitungan ekonomi atau pendidikan. Yang penting calon suami/istrimu itu kaya, berpendidikan tinggi dan terlebih sekolah di luar negri lho!. Yang penting dia mau sama kamu, orangnya baik dan bertanggung jawab. Bila kita mau berkaca dari kebenaran Firman Tuhan, Tuhan tidak memberikan syarat detil tentang calon pasangan hidup yang kurus atau gemuk, tinggi atau pendek, kaya atau miskin. Semua pertimbangan sekunder adalah tanggung jawab kita untuk berhikmat dan memikirkannya. Alkitab mengajarkan pasangan yang dikehendaki Tuhan adalah seiman (II Korintus 6:14) dan memiliki visi: hidup bagi Tuhan (Kejadian 24:7).