KEBANGUNAN ROHANI
(Baca: Kejadian 4:25-26)
Apa yang timbul dalam pikiran Anda ketika mendengar Kebangunan Rohani? Sebagian orang mungkin akan berpikir adanya seorang pengkhotbah dan sejumlah orang hadir dalam acara Kebaktian Kebangunan Rohani. Khotbahnya bagus, banyak orang tertarik dan digerakkan. Kemudian orang-orang ini datang ke depan mimbar dan menyatakan komitmen baru.
Bila kita melihat kembali arti dari Kebangunan Rohani, maka tidak bisa tidak harus melihat pada Kebangunan Rohani pertama yang terjadi di Kitab Kejadian. Kebangunan Rohani pertama pasca kejatuhan Adam dan Hawa adalah di jaman Enos.
Pada waktu itu manusia berdosa dan diusir dari Taman Eden. Kehidupan keturunan Adam bak neraka. Di sana bisa dibayangkan Adam dan Hawa saling menyalahkan karena hidup mereka yang susah. Kain membunuh Habel karena iri, kebencian dan dendam yang timbunnya. Bisa dibayangkan pula keluarga ini saling mencela, meneriaki dan bersikap kasar satu dengan yang lain pada waktu-waktu sulit itu.
Kehidupan keturunan Adam diceritakan kitab Kejadian dengan makin merebaknya kehidupan manusia dan menyebar di berbagai tempat. Di masa itu pula tercatat manusia mulai berpoligami, meski Allah merancang manusia monogami dalam pernikahan.
Rupanya terdapat Kebangunan Rohani setelah generasi ke tiga manusia, yakni Enos. Tepatnya Kebangunan Rohani itu terjadi pada waktu Set berumur 105 tahun. Adam yang berumur 905 tahun masih hidup pada waktu Enos lahir (Kejadian 5:4-6). Secara runtut kronologis dan penjelasan kitab Kejadian, bisa diprediksi bahwa sudah banyak keturunan Adam pada waktu itu, termasuk juga mungkin yang tidak dicatat oleh Alkitab.
Mengapa disebut sebagai Kebangunan Rohani pada waktu itu? Setidaknya ada beberapa hal yang dapat ditengarai secara jelas. Pertama, Alkitab mencatat bahwa pada masa Enos lahir maka di masa itu pula orang-orang mulai menyebut nama TUHAN. Bukan satu orang saja yang mencari Tuhan, tetapi rupanya banyak orang. Terjemahan Alkitab bahasa Inggris sehari-hari dan kontemporery menyebut dengan istilah people. Peoplemengacu kepada orang-orang pada umumnya di dalam suatu populasi. Dengan demikian terlihat jelas adanya Kebangunan Rohani di masa Enos dengan banyaknya orang yang mulai bertobat dan mencari Tuhan.
Hal kedua yang menjawab mengapa disebut Kebangunan Rohani di masa Enos adalah dari arti nama Enos sendiri. Akar kata dari nama Enos artinya 'lemah'. Maksud dari nama ini hendak mengatakan bahwa Enos mengindikasikan keadaan manusia itu rapuh, lemah, bisa mati (mortal). Nama ini menunjukkan manusia sadar siapa dirinya dan keterbatasannya. Bila Adam dan Hawa jatuh dalam dosa karena tidak sadar dirinya bukan Allah, maka di jaman Enos, manusia sadar dirinya hanya ciptaan yang ada batasnya. Hanya ketika seseorang menyadari dirinya terbatas, berdosa dan membutuhkan Tuhan, maka di saat itulah permulaan terjadinya Kebangunan Rohani.
Hari ini banyak gereja berlomba-lomba mengadakan Kebangunan Rohani. Maksud dan kerinduan ini sangat baik sebab setiap kita bukan saja perlu disegarkan kerohaniannya, tetapi membawa jiwa-jiwa yang terhilang kembali kepada Kristus.
Hanya saja yang perlu diperhatikan dalam Kebangunan Rohani bukan pada cara tertentu atau gaya kebaktian tertentu. Kebangunan Rohani tidak serta merta berhasil hanya dengan pengkhotbah yang pandai bicara, artis atau penyanyi terkenal yang bersaksi atau terampilnya panitia menghadirkan banyak orang di suatu tempat.
Kebangunan Rohani barulah disebut Kebangunan Rohani bila banyak orang di satu populasi (bukan beberapa orang saja) bahkan satu populasi itu bertobat dari dosanya dan mengikut Yesus Kristus. Pertobatan ini bukan sekedar angkat tangan di suatu KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani), melainkan suatu keadaan di mana orang-orang merasa dirinya sangat berdosa, lemah, sedang menuju neraka dan perlu Yesus menyelamatkan. Mengikut Yesus berarti setelah moment pertobatan, maka banyak orang-orang ini mulai ke gereja, bertumbuh dalam Firman Tuhan, mencari dan bersekutu dengan Tuhan melalui doa dan bersama-sama melayani. Persis dengan kejadian yang pernah ada di Kisah Para Rasul 2:41-47.
Hari ini banyak orang mengklaim KKR yang diadakan di gerejanya berhasil karena mengundang pembicara besar, ada artis terkenal, penyanyi kelas nasional dan ribuan orang hadir. Banyak gereja merasa KKR yang diadakannya berhasil karena persembahan yang diterima surplus dari semua biaya yang dikeluarkan.
Banyak orang hari ini merasa KKR berhasil dengan banyaknya orang yang menangis dan angkat tangan. Kenyataannya, banyak diantara mereka yang setelah pulang dari momentpenting ini dan kembali kepada kehidupan yang lama. Sebagian dari mereka memang sudah percaya, mereka sedikit lebih rajin ke gereja, tetapi bila sibuk di kantor atau dagangannya maka hilang dari peredaran di gereja. Tidak hadir ke gereja, tidak melayani, tidak berdoa, apalagi membaca Alkitab.
Bila kita merindukan Kebangunan Rohani yang sesungguhnya, marilah kita minta Tuhan dan menyiapkannya dengan sungguh-sungguh. Mungkin butuh proses yang lama dan harus dimulai dari kita. Lihatlah Adam harus menunggu 775 tahun baru terjadi Kebangunan Rohani di komunitasnya. Bila melihat kehidupan Habel dan juga Set dan Enos, setidaknya kita bisa memperkirakan bahwa Adam dan Hawa mati-matian sebagai orang tua mengajar anak-anaknya hidup mengenal dan mengikut Tuhan.
Bila kita merindukan Kebangunan Rohani yang sesungguhnya, maka hal itu bukan dimulai dengan membentuk panitia KKR (Hal ini bukan berarti saya tidak setuju atau menolak KKR). Kita harus memulai dengan keluarga kita, anak-anak kita harus dididik mengenal dan mencintai Tuhan Yesus Kristus. Bila orang tua-orang tua Kristen menyediakan waktu khusus untuk mencari dan bersekutu dengan Tuhan, untuk membaca Alkitab bersama, berdoa dan belajar mengandalkan Tuhan dalam keputusan-keputusan mereka, maka Kebangunan Rohani ada di depan mata. KKR hanyalah pendobrak akhir dan salah satu metode di masa lalu.
Jadi kesimpulannya, Kebangunan Rohani yang sesungguhnya membutuhkan waktu, komitmen yang serius dan terus menerus dari setiap orang Kristen. Mulailah dari keluarga Anda, anak-anakmu, orang tuamu, istri atau suamimu, adik atau kakakmu, ponakanmu, kakek atau nenekmu. Mungkin pada saat itu banyak tantangan. Banyak orang diremehkan, tidak dianggap, perlu menjadi teladan dulu, dsb. Kendati demikian bukan tidak mustahil bahwa justru Kebangunan Rohani bertahan lama dan mempunyai efek yang dalam karena orang-orang Kristen mempersiapkannya sejak sekarang. Kiranya Tuhan menolong dan mendengar seru doa kita. Selamat mempersiapkan Kebangunan Rohani. Amin.
Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp
Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp