Bak Tanaman
(Baca Kejadian 1:9-13)
Pernakah Anda memperhatikan bagaimana tanaman bertumbuh? Ya, tanaman apa saja. Sewaktu di sekolah, saya pernah diminta meneliti sebuah biji yang ditanamkan di kapas basah. Setiap hari memberikan air untuk membasahi kapas dan sambil memperhatikan biji tersebut. Hari pertama tidak terjadi apa-apa. Kemudian beberapa hari kemudian mulailah tampak tumbuh tunas baru, hingga terus bertumbuh menjadi tanaman. Proses ini rupanya tidak langsung jadi, melainkan ada tahapan dan prasarana yang disiapkan.
Bila kita mencermati cara Allah menciptakan pada hari yang ketiga, sebenarnya cara manusia mencangkok, menanam dan mengembangkan tanaman adalah mengikuti proses Allah yang sudah digariskan dalam sistem kehidupan di alam semesta.
Bukankah dari sini kita dapat melihat cara kerja Allah yang terstruktur dan berproses? Allah tidak menciptakan dunia ini secara cepat dan sekaligus. Allah mempersiapkan waktu, ruang, terang, air dan barulah tanaman. Bila terbalik, bisa jadi dunia ini kacau dan tanaman tidak dapat tumbuh.
Menarik sekali dengan apa yang dituliskan dalam setiap akhir dari hari penciptaan. Di sana tertulis, malam berlalu dan pagi datang. Ini membuktikan bahwa Allah menciptakan dengan proses di dalam kesempurnaannya. Allah tidak terburu-buru melainkan menikmati ciptaan-Nya. Allah membuat setiap ciptaan-Nya baik dan senang dengan keberadaan ciptaan-Nya.
Jaman ini kita didera oleh gaya hidup instant. Banyak orang berjalan secara terburu-buru. Lebih menyukai makanan cepat saji, sebagian orang memilih musik yang hingar bingar dan cepat. Semua aktivitas perbankan, belanja di pasar, transaksi bisnis hingga pelayanan sebisa mungkin dibuat cepat berjalan dan selesai dengan baik. Orang melakukan banyak hal sekaligus dalam sehari bila perlu puluhan pekerjaan diselesaikan dalam sehari. Sibuk, sibuk, dan sibuk adalah puncak dari produktifitas.
Apakah hidup kita didorong oleh banyaknya aktivitas? Apakah produktivitas adalah makna dasar penciptaan? Apakah yang menjadi pola kerja Allah? Bila kita kaji cara kerja Allah dalam penciptaan, rupanya setiap kita harus berhenti sejenak dan mengevaluasi gaya kerja dan aktivitas sehari-hari kita.
Allah tidak pernah terburu-buru bekerja, melainkan menyiapkan perencanaan secara terstruktur dan sambil menikmati proses karya tangan-Nya. Ini bukan berarti Allah malas, menyukai kelambanan. Ini juga bukan berarti Allah tidak dapat bekerja cepat dan dahsyat dengan hasil yang gempita. Karya Allah di dalam penciptaan hingga sekarang tidak didasarkan oleh waktu dan ruang manusia (II Petrus 3:8). Allah menyukai selangkah demi selangkah di dalam kesempurnaan-Nya. Itulah yang kita sebut Tuhan bekerja menurut waktu-Nya.
Hari ini bila kita kembali mengevaluasi seluruh kegiatan sepanjang minggu, maka ada beberapa hal yang perlu kita renungkan:
1. Apakah saya menjalani gaya hidup yang terburu-buru?
2. Sudahkan saya menyediakan waktu bersaat teduh dengan Tuhan secara teratur setiap hari dan tidak tergesa-gesa?
3. Hal-hal apa saja yang ingin sekali kita selesaikan dengan cepat padahal seharusnya kita menunggu dan menikmati proses Allah? Bisa jadi itu adalah jodoh yang belum datang, tender pekerjaan yang belum diputuskan oleh pihak yang berwenang, kesehatan yang belum pulih, keinginan dan perencanaan ke depan ataupun hal lain?
Tuhan mengasihi kita bukan karena apa yang kita lakukan, melainkan keberadaan diri kita yang indah sebagai ciptaan. Tuhan bekerja dalam waktu-Nya. Oleh sebab itu kitapun tetap harus berkarya di dalam Tuhan. Bukan di dalam gaya hidup ketergesaan, tetapi berjalan bersama Allah dalam proses. Kiranya Tuhan menolong kita. Amin.
Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp
Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp