AYAM GORENG DI RESTORAN CEPAT SAJI
Terpujilah TUHAN, Allah nenek moyang kita, yang dengan demikian menggerakkan hati raja, sehingga ia menyemarakkan rumah TUHAN yang ada di Yerusalem. Ezra 7:27
Di waktu yang lalu (semasa isyu flu burung gencar di Indonesia) saya dijamu seorang teman makan di restoran cepat saji. Sambil menunggu pesanan, saya melihat promosi sajian berbagai macam makanan yang dipajang di atas meja.
Hal menarik yang menarik saya adalah promosi menu ayam goreng. Di sana dituliskan ayam goreng sajian ini bebas dari bahaya flu burung. Mereka memilih ayam secara khusus, kemudian dipanaskan dengan suhu tinggi sesuai aturan badan kesehatan dunia.
Sewaktu diberikan berbagai macam bumbu, ayam yang sudah siap masak masih dioven di suhu tinggi agar tersaji lezat, aman dan nikmat. Akhir promosi dituliskan untuk jangan ragu, pilih dan pesan saja ayam enak ala resto ini. Sungguh apa yang dipromosikan menunjukkan persiapan yang sangat baik untuk makanan berkualitas tinggi.
Bukankah seharusnya hidup Kristen kita terhadap Tuhan juga demikian? Setiap orang Kristen perlu mempersiapkan sajian hidupnya dengan kualitas yang sebaik mungkin di hadapan Tuhan.
Ini pernah terjadi pada Ezra di jaman pemulihan bangsa Israel dari pembuangan sejak tahun 586 S.M. Masa sukar dan sengsara orang-orang Yahudi di jajah, dihancurkan dan dibuang ke Babel adalah karena mereka meninggalkan Tuhan dan menyembah dewa-dewa asing.
Tuhan tidak membiarkan Israel tersisih terus menerus di perantauan dan tanpa identitas sebagai umat Allah. Pemulihan dinyatakan kembali sejalan dengan bertobatnya bangsa Israel dan mulai mengedepankan Tuhan Allah mereka. Tahun 515 S.M pembangunan bait Allah lambang kehadiran dan pemujaan israel kepada Allah telah selesai dikerjakan.
Ezra datang dengan segala persiapan terbaik di tahun 458 S.M. Luar biasanya adalah Tuhan menggerakkan raja Artahsasta untuk mendukung pembangunan dan pemulihan bait Allah. Tidak tanggung-tanggung dengan 3,2 ton perak, 18,2 kilo liter gandum, 500 galon anggur, 550 galon minyak zaitun bahkan tidak terhitung garam. Sebenarnya inipun baru salah satu persiapan dan dukungan untuk membangun kembali Israel, khususnya operasional kehidupan bait Allah.
Singkatnya, jikalau Ezra dan rombongannya datang ke Yerusalem dengan segala persiapan yang sangat baik untuk membangun dan menghidupkan bait Allah, bukankah kehidupan kita sebagai bait Allah pun perlu dipersiapkan dengan kualitas baik? Restoran cepat saji saja mempersiapkan sajian terbaik ayam goreng untuk pelanggan, apalagi kita sebagai orang Kristen seharusnya juga mempersiapakan hidup sajian terbaik untuk Tuhan.
Kiranya gereja Tuhan sebagai bait Allah masa kini boleh menjadi perhatian dan sumbangsih kita di dalam menghidupkan dan memajukan nama Tuhan di muka bumi. Amin.
Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp