CINTA ALLAH BERARTI CINTA SESAMA MANUSIA
(Baca: Yohanes 5:1-18)
Aku tidak memerlukan hormat dari manusia. Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah. Yohanes 5:41-42
Adalah jaman yang menyenangkan di kala orang-orang mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pertolongan dari segala persoalan hidupnya. Masa di mana Yesus Kristus hidup adalah jawaban dan sekaligus klimaks dari campur tangan Allah dalam karya terbesar: Allah menjadi manusia untuk menolong sesama manusia.
Peristiwa penyembuhan orang lumpuh di kolam Betesda; telah mendorong Yesus Kristus bekerja sekali lagi secara tak terduga. Kolam Betesda dipercayai sebagai tempat di mana ketika malaikat Allah datang; mengguncangkan kolam dekat pintu Gerbang Domba; maka orang yang sakit disembuhkan seketika memasuki kolam itu. Hanya orang yang pertama kali.
Orang lumpuh ini sudah 38 tahun dalam keadaan demikian dan tidak pernah dapat mendapat kesempatan sebagai orang pertama yang masuk kolam Betesda. Ia rupanya sudah berputus asa. Ia memang terus berada di dekat kolam Betesda; diantara orang banyak yang sakit.
Yesus Kristus mengetahui dengan jelas masa lalu orang ini. Yesus tahu bagaimana penderitaan selama 38 tahun lumpuh! Yesus menawarkan kesembuhan kepada orang lumpuh itu:'Maukah engkau sembuh?'Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.'
Perkataan Yesus diimani oleh orang lumpuh itu, dan sembuh! Kejadian dahsyat ini membuat banyak orang datang dan melihat. Suasana dekat kolam Betesda menjadi ribut; riuh; ramai. Orang-orang Yahudi takjub; sekaligus merasa keberatan karena hari itu adalah Sabat. Dilarang mengangkat tilam karena hari itu adalah hari istirahat bagi hukum Taurat.
Bagi Yesus: jikalau Bapa-Nya masih bekerja, maka Ia pun juga terus mengerjakan misi-Nya. Yesus bukanlah orang yang hidup dengan seperangkat aturan manusia yang dibuat untuk membuat kehidupan agama kelihatan lebih saleh.
Yesus Kristus dibesarkan dalam seperangkat tradisi; kebudayaan dan kepercayaan agama yang kental. Kebudayaan Israel pada waktu itu menekankan ritual keagamaan lebih utama dari pada segala sesuatu. Di sinilah yang tidak diikuti oleh Kristus. Bagi Yesus; hal kerohanian adalah penting; teramat sangat penting. Kendati demikian, kerohanian tidaklah terpisah dengan bidang kehidupan yang lain. Itulah sebabnya, Yesus merasa menolong orang lumpuh juga adalah bagian dari kerohanian yang menyatu dengan kehendak Bapa. Mengutamakan dan mengasihi Tuhan adalah terpancar dengan mengasihi sesama dan bukan dikungkung oleh hukum atau seperangkat aturan agama.
Bagaimana dengan kehidupan kekristenan kita? Adakah kita lebih sibuk dengan seperangkat kegiatan gereja: paduan suara; latihan Mc.;drama; rapat; persiapan ibadah; administrasi; perbaikan-perbaikan sarana gereja? Adakah kita sebenarnya sedang duduk di pinggir kolam kasih karunia tanpa mengerti: 'iman tanpa perbuatan adalah mati'? Jangan sampai tradisi keagamaan membuat kita 'lumpuh' dan tidak bertindak sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Seharusnya bila kita mengasihi Tuhan, maka itu terpancar dalam tindakan yang seperti Tuhan Yesus. Kiranya Tuhan menolong kita. Amin.